Ini cerpen abstrak banget. tapi buat happy2an doang, boleh sih...
Follow yakk @Virginiatrza9
"Secret Admirer"
Author P.O.V
Rasa cinta tak dapat dinyatakan dengan ‘kata-kata.’
SMA Bintang Idola. Salah satu sekolah swasta yang populer didaerah Jakarta. Bangunan megah bertingkat , memiliki fasilitas yang lengkap, lapangan outdor dan indoor, laboratorium, memang sekolah yang diidam-idamkan. Tak kalah juga biaya, masuk di SMA Bintang Idola bukanlah hal yang mudah. Butuh biaya lebih untuk masuk sekolah itu. Walaupun ada yang mendapatkan beasiswa, mereka harus bekerja keras.
Cakka berjalan menyusuri koridor utama SMA Bintang Idola. Masih terlihat sepi, karena jarang ada siswa-siswi yang datang sepagi ini.
Cakka P.O.V
Gue harus duluan, sebelum dia datang. Gue jalan lewat kelasnya aja, kali ya? Liat keadaan dulu. Tapi, kayaknya sih belom ada orang. Ini masih jam 06.10.
Rio P.O.V
Si Cicak, kenapa kearah kelas 11? Tumben lagi, dia datang awal. Misterius. Gue harus ikutin dia. gerak-geriknya, mencurigakan.
Author P.O.V
Sebentar lagi bell masuk akan berbunyi, siswa-siswi pun berdatangan. Memang jika 10 menit sebelum bell berbunyi, siswa-siswi baru datang. Alasannya, tidak mau disuruh piket. Memang anak sekolah zaman sekarang, susah untuk disuruh.
“Ekhm, apa tuh, Shil?” Shilla menoleh kearah Ify
“Gaktau. Iseng banget. Ngirim surat kayak gini.”
“Coba baca, gue penasaran.” Shilla membuka kertas bewarna merah muda berbentuk hati dan ada lipatannya.
“Selamat Pagi, semangat buat belajarnya”
“Ciee..”
Ashilla P.O.V
Siapa sih? Iseng banget ngirim surat isinya gitu. Padahal, gue udah seneng gak ada nemu surat di depan rumah. Huh. Misterius!!
Author P.O.V
Cinta? Cinta? Cinta? Selalu memiliki pengertian sendiri bagi setiap orang yang merasakannya.
Cakka dan Rio sudah berada dikantin karena jam istirahat sudah tiba. Cakka dan Rio menikmati makanan/minuman yang mereka beli tadi.
“Lo ngapain sih, tadi pagi kearah kelas 11?”
“Uhuuk.. uhukk.” Cakka tersedak mie yang dimakannya
“Eh, nih minum.” Rio memberikan es jeruk milik Cakka, Cakka pun langsung meminumnya.
“Lo nanya apa?” Cakka memandang Rio
“Tadi pagi, lo kenapa kearah kelas 11? Kalau gak salah, lo masuk ke kelas 11 IPA 1A.”
“Gue mau nyari, Ozy, tapi belom datang.”
“Ooh.”
Ify dan Shilla sedang ada di dalam kelas, mereka memang tidak ke kantin. Karena masih kenyang dan juga tidak mau ngantri, karena jika istirahat pertama selalu ramai.
“Eh, Fy, Shil. Ntar malem, ke Ninty-Nine, yuk?” Acha tiba-tiba datang dan duduk dikursinya yang ada di depan meja Shilla dan Ify.
“Boleh tuh.”
“Emang ada apa?” Shilla memandang Acha dan Ify bergantian
“Kan, ntar malem Ozy sama temen-temennya, mau battle dance di Ninty-Nine.”
“Lo ikut ya, Shil?”
“Liat nanti malem aja, kalau gak capek, gue ikut.”
“Ntar lo sms aja, biar kita berangkat bareng.”
“Sip.”
Cakka P.O.V
Kok gue deg-degan gini? Atau jangan-jangan, dia ada disini? Feeling gue biasanya selalu benar. Semoga benar, dia dateng. Tapi, bisa kacau, kalau ada dia. Gue gak focus. Ayo, profesional!!
Ashilla P.O.V
Sebenarnya gue males banget nonton battle dance. Tapi, terpaksalah, gue bosen juga dirumah, lagian gue juga dancer. Jadi, harus liat gimana perkembangan dance, dong ya??
Author P.O.V
Jatuh cinta? Tak bisa dihindari. Semua hal yang tak pernah dirasakan sebelumnya.
Shilla, Ify, dan Acha sudah berada di aula dance Ninty-Nine. Terlihat cukup banyak penonton yang datang, karena ini battle yang katanya cukup menenggangkan. Shilla penasaran, bagaimana battle dance ini menjadi banyak digemari?
“Eh, itu Ozy udah mulai dance, kece banget!” Shilla dan Ify hanya terkekeh senyum melihat tingkah Acha. Dan mereka pun menyaksikan battle dance itu.
Satu persatu dancer mulai bermunculan. Mereka memang memiliki skill yang cukup bagus dan penampilan mereka sangat mempesona. Shilla memperhatikan salah satu dancer, memaikai topi berwarna putih dengan tulisan ‘NY’, celana jeans hitam, jaket bewarna abu-abu dan topinya juga dipakai, terlihat bahwa ia memakai kaos bewarna putih. Sangat menonjol, namun wajahnya tidak tampak. Wajahnya tertupi oleh topi jaketnya. Dan juga suasana di sini gelap hanya lampu berkerlap-kerlip diatas.
Battle dimulai. Namun tatapan mata Shilla tetap menatap salah satu dancer laki-laki itu. Ntah mengapa Shilla penasaran melihat wajahnya langsung. Namun, tidak memiliki kesempatan. Sepertinya laki-laki itu sengaja tidak menampakkan wajahnya.
Akhrinya battle selesai, dengan dimenangkan oleh Dance Ozy CS. Ini tidak dinilai sembarangan, karena ada dancer senior yang datang langsung menonton dan menilai.
“Ayo. Fy, Shil, kita ke backstage. Nyamperin mereka.” Acha semangat, Ify dan Shilla hanya ikut saja. Shilla juga masih penasaran dengan wajah laki-laki tadi.
Cakka P.O.V
Waduh, Shilla ke sini lagi. Gue harus pergi sekarang. Jangan sampai dia liat gue, gue belum siap untuk ngungkapin semuanya.
Beberapa hari kemudian di SMA Bintang Idola. Cakka dan Rio sedang berjalan mengitari koridor kelas-kelas. Karena, hari ini guru sedang rapat. Jadi siswa-siswi bebas.
“Lo ngapain ke sini, Yo?”
“Gue lagi pdkt sama anak kelas 11 IPA 1.” Cakka memandang Rio heran
“Siapa?”
“Ntar lo liat deh, dia kelas 11 IPA 1A.”
Cakka P.O.V
Yeay! Untung bukan Shilla yang dimaksud Rio. Kalau sampe Shilla, awas aja, gue bakal cincang-cincang. Kalau Rio pdkt sama Ify, berarti otomatis gue juga bakal deket sama Shilla. Kan Ify sama Shilla sahabatan. Kalau Rio lagi jalan bareng Ify, pasti dia ngajak gue. Trus Ify ngajak Shilla. Woww! Kesempatan.
Authot P.O.V
Cakka, Rio, Ify dan Shilla sedang di kantin. Memang lelaki memiliki beribu-ribu cara untuk mendekati perempuan. Rio bisa dikatakan ‘modus’, mendekati Ify.
“Kalian mesan apa?” Rio memandang Shilla dan Ify bergantian
“Mie sama es jeruk aja.”
“Sama.”
“Sama juga.”
“Gue gak nanya lo, Cakka! gue cuman nanya ke Ify sama Shilla.” Rio beranjak dari kursinya sambil pergi memesan makanan. Cakka merengut dan menyusul Rio.
“Eh, Fy. Itu temennya Kak Rio, namanya Cakka?”
“Iya. Emang kenapa? Lo suka, ya?” Ify menatap Shilla menggoda
“Enggak. Gue cuman nanya aja. Lagian gue gak kenal sama dia, gimana mau suka, coba?”
Ashilla P.O.V
Cakka? Cakka Kawekas Nuraga? Gue akui dia ganteng, putih, tinggi, denger-denger dia pintar juga, pokoknya perfect. Apa gue jatuh cinta sama dia? Oh God. Gue aja baru tau tentang dia baru-baru ini. Mungkin gue cuman kagum. Tapi kenapa dia gak bisa hilang dari pikiran gue? Btw, secret admirer gue kok udah jarang ngirim bunga, surat, chocolate, dan lainnya ya? Gue kok jadi kangen sih?
Cakka P.O.V
Fix! Sekarang gue jadi obat nyamuknya Rio sama Ify. Elah, kenapa Ify gak ngajak Shilla, sih? Huh. Ditaman lagi nih, coba ada Shilla. Kan gue gak kesepian gini. Eh, eh. Itu bukannya Shilla, ya? kok dia bareng cowok lain?
“Hai, Fy, Yo, Kka.” Shilla tersenyum menyapa Rio, Ify, dan Cakka.
“Hai juga. Eh, Shil. Siapa tuh disamping lo?”
“Ini Gabriel, dia temen deket gue.” Hah? Apa? Temen dekat? Huaa! Pupus harapan gue.
“Ooh. Yaudah, kita jalan bareng aja.” Kalau gitu? gue bakal jadi obat nyamuk 2 pasangan?
Ashilla P.O.V
Gabriel itu temen deket rumah gue, kebetulan tadi gue ketemu dia di jalan depan taman. Jadi gue sama dia pergi. Trus katanya Gabriel juga lagi janjian sama gebetannya. Gue bakal jadi baygonnya Ify-Rio dan juga Gabriel-pacarnya. Huh. Nasib ‘SINGLE’ ngenes. Karena gue bukan JOMBLO yang galau-galau, pengen dapet pacar.
Author P.O.V
Cakka dari tadi diam, bukan mau memperlihatkan sifat pendiamnya. Tapi bingung ingin berbicara dengan siapa. Shilla pun sepertinya asik berbicara dengan Gabriel.
“Hai, Yel.” Gabriel, Shilla, Ify, Rio, dan Cakka menoleh kearah seorang gadis cantik
“Eh, hai juga.” Gabriel merangkul pundak Angel
“Jadi maksud lo itu Angel? Wah, seru nih.” Cakka memandang Shilla heran, kenapa Shilla malah tersenyum senang? Bukannya cemburu?
Cakka P.O.V
Gue beneran jadi ABG labil. Yang ‘cemburu’ gak jelas. Padahal, Shilla bukan siapa-siapa gue.Dan ternyata Gabriel udah punya pacar. Aduh, begok, lo Kka! Untung gak ada yang bisa baca pikiran gue. *Kecuali AUTHOR yang nulis ini cerita.*
Author P.O.V
Rio, Ify, Shilla, Cakka, Gabriel dan Angel sudah berada di sebuah Cafe. Mereka makan malam bersama. Terlihat mereka berbincang-bincang senang sambil menikmati makanan/minuman yang sudah di pesan tadi, kecuali Cakka dan Shilla.
“Tumben, lo diem, Kka?”
“Lo mau gue ribut, gitu?”
“Gak gitu juga, sih.”
6 bulan kemudian. SMP Idola Bintang mengadakan Pentas Seni dalam rangka perpisahan siswa-siswi kelas 12.
“Semangat, Shil. Lo urutan ke 12.” Acha sebagai panatia, menghampiri Shilla yang sedang bersiap-siap. Shilla memakai dress putih selutut, dengan rambut yang dibiarkan terurai panjang tetap rapi, dan polesan bedak yang tak terlalu tebal, Shilla memang tidak suka dandan.
“Iya, Cha.”
“Wuih, Shilla cantik bener, malam ini.” Rio disusul Ify menghampiri Shilla
“Apadeh, biasa aja, kali. Tuh Princess lo juga lebih cantik.”
“Haha.”
Penampilan Shilla pun tiba. Shilla duduk di depan grandpiano putih. Ia akan bernyanyi sambil memainkan piano.
Ketika surya menampakkan cahayanya
Ku gapai hari terangku
Menanti sebuah cerita
Yang pasti akan terjadi di diriku
Kini ku mulai mengerti artinya cinta
Walau sangat tawaramu
Hatiku mulai merasa
Bila dekat laki-laki
Aku peri malu
Akulah kembang perawan
Ingin mulai merasa
Perasaan yang pasti
Milik semua insan
Aku mulai jatuh cinta
Maka biarlah aku
Menikmati semua anugerah di hidupku
Cakka P.O.V
Suaranya bisa buat gue terhipnotis. Gue harus gimana? Apa gue harus ngungkapin semuanya? Sekarang? Gue gak mau telat.
Cakka mulai memasuki panggung bersama teman-temannya setelah tadi Shilla tampil. Cakka CS akan ngedance. Shilla menyaksikan penampilan Cakka CS. Shilla tersadar sesuatu saat memperhatikan Cakka.
Ashilla P.O.V
Itu bukannya gayanya si pengirim misterius dan juga dancer yang buat gue penasaran? Apa bener, selama ini secret admirer gue itu Cakka? ah, gak mungkin. Gue jangan mikirin yang enggak-enggak dulu.
#Flashback On
Dua hari yang lalu. Shilla baru saja pulang les. Tiba-tiba Bi’ Inem menghampirinya dan memberikan sebuah VCD dan juga ada surat yang tertera diatasnya. Shilla pun masuk ke kamar dan membuka VCD itu.
“Semoga kamu mengerti, apa yang ku maksud.”
Shilla memutar VCD itu terlihat video editan yang terkumpul foto-foto Shilla. Sejak MOS hingga kelas 11. Sangat banyak, bahkan Shilla baru teringat jika ia pernah melakukan hal yang tidak masuk akal. Dalam hati Shilla bingung.
Dan akhrinya tampilah seorang cowok ‘dancer’ yang beberapa bulan yang lalu Shilla tonton bersama Ify, Acha di Ninty-Nine. Terlihat cowok itu sengaja tidak menampakkan wajahnya. Namun, Shilla ingat betul gelang yang dipakai cowok itu, bewarna biru muda dengan tulisan ‘C’.
Shilla mengingat-ingat sesuatu, sepertinya ia tidak asing dengan gelang itu. Gelang yang dipakai oleh seseorang yang sedang dekat dengannya. Walau hanya sebatas teman saja.
#Flashback Off
Saat hampir semua dancer keluar dari pangung, tersisalah beberapa dancer dan ‘cowok misterius. Shilla memperhatikan gerak-gerik cowok itu, wajahnya masih sengaja di tutupi oleh topi. Dancer di depan mengambil alat musik dan mulai memainkannya. Cowok misterius itu mengambil mix dan berdiri di tengah panggung.
Terbuai aku hilang
Terjatuh aku dalam
Keindahan penantian
Terucap keraguan hati
Yang bimbang, yang terhalangan
Kepastian cinta
Aku hilang, aku hilang...
Terkabut-kabut malam
Terbiasnya harapan
Yang tersimpan sejuta berdua
Terasa kerinduan
Hati yang bimbang
Yang Terhempas
Kepastian cinta
Dengarkanlah permintaan hati
Yang teraniaya sunyi
Dan berikanlah arti pada hidupku
Yang terhempas, yang terlepas
Pelukanmu, bersamamu, dan tanpamu
Aku hilang selalu....
Ashilla P.O.V
Hah? Jadi? Perkiraan gue bener? Itu Kak Cakka! jelas, ini bukan mimpi! Liat temen-temen gue teriakin histeris namanya. Gue akui gue gak pernah berharap gini, tapi ternyata ini takdir.
“Ashilla, gue cinta sama lo. Lo mau jadi pacar gue?” Hah? Apa? W to the O to the W, WOW! Cakka nembak gue? di depan orang banyak gini?
“Terima! Terima!”
“Eh, Shil. Terima dong, Kak Cakka.” Gue cuman ngangguk aja.
Author P.O.V
Semua yang ada di dunia ini
Hanyalah semu
Tak ada yang abadi
Ify dan Angel memandang Shilla yang termenung di kamarnya sambil memandang foto Cakka dan Shilla, air mata Shilla jatuh membasahi foto itu.
“Udah, Shil. Jangan sedih lagi. Cakka gak mau liat lo sedih, kayak gini.”
“Gue hikkss, gue gak nyangka..”
“Iya, kita juga enggak nyangka. Cakka secepat itu ninggalin kita semua, selamanya.”
“Lo harus kuat Shil, Cakka gak tenang disana, kalau liat lo sedih terus.”
“Percuma, Ify, Angel! Lo berdua gak ngerti! Gue sayang sama dia! Gue tanpa dia, lebih baik gue ikut dia!” Shilla menangis sejadi-jadinya. Ify dan Angel menenangkan Shilla.
“Lo jangan ngomong gitu. Cakka ngelakuin ini semua, demi lo! Lo jangan nyia-nyiain apa yang Cakka udah lakuin demi lo. Shilla.”
Ashilla P.O.V
Mengapa cinta selalu menyakitkan? Gue benci! Kenapa Cakka harus ninggalin gue, secepat ini? Gue rasa baru aja kemarin gue kenal sama dia, jalan bareng, hikksss.. gue gak kuat, Kka! Kenapa lo lakuin ini semua? Seharusnya lo gak perlu ngelindungin gue. Gue hancur tanpa lo, Kka!!
#Flashback ON
Author P.O.V
Tepat satu tahun setelah Cakka dan Shilla berpacaran. Dan tepat hari ini, Shilla akan lulus SMA dan melanjutkan kuliah. Cakka menjemput Shilla memakai mobil ferari hitamnya. Shilla meminta Cakka untuk ikut bersamanya. Cakka tidak keberatan, karena sudah lama juga ia tidak pergi ke SMA Idola Bintang.
“Kamu cantik malam ini.”
“Berarti kemarin gak cantik, dong?”
“Bukan gitu maksudnya, tapi sekarang lebih cantik dari biasanya.”
Sampai di Aula SMA Idola Bintang. Terlihat banyak tamu undangan dan siswa-siswi yang sudah berpakaian resmi memenuhi Aula.
“Wah, happy anniv CakShil.” Ozy, Rio, Ify, dan Acha menghampiri Shilla dan Cakka yang baru datang.
“Haha, bisa aja. Iyaiya.”
“Eh, Kka. Ada yang mau ketemu sama lo.”
“Siapa?” Cakka memandang Rio penasaran
“Gaktau. Ntar pulang aja, katanya. Gue sih gak kenal.”
“Oohh,”
Acara dimulai, Cakka mengingat masa-masa saat ia menyatakan cintanya pada Shilla. Di aula dengan keramaian yang sama persisinya seperti ini, Cakka seperti berada disatu tahun yang lalu.
“Hey, kok bengong, bieb?” Shilla menghampiri Cakka
“Gak kok, sayang. Aku cuman ingat waktu aku nembak kamu dulu.”
“Haha, iya. Aku ingat. Aku gak nyangka, waktu itu.”
“Aku lebih gak nyangka, kalau kamu nerima aku.” Cakka mengecup pipi kanan Shilla
“Ih, apaansih. Ramai gini, main cium-cium aja!”
“Emang gak boleh? Ada yang marah?”
“Huh, udah ah. Aku mau ke pangung dulu, bye.” Shilla pergi, Cakka hanya tersenyum tipis.
Shilla sudah berada di pangung di depan grandpiano. Sepertinya kejadian satu tahun yang lalu benar-benar terulang kembali. Terlihat seseorang yang menatap Shilla sinis dari pintu masuk Aula.
Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan selalu memujamu
Disetiap langkahku
Ku ‘kan selalu
Memikirkan dirimu
Tak bisa ku bayangkan
Hidupku, tanpa cintamu...
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku, o sayang ku
Kau begitu sempurna...
Kau genggam tanganku
Saat diriku melemah dan terjatuh
Kau bisikan kata
Dan hapus semua sesalku
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku, o sayang ku
Kau begitu sempurna...
Suara tepuk tangan terdengar di dalam aula. Memang Shilla cukup dikenal banyak saat ia sering tampil bersama Ify yang juga seorang pianis.
Sekitar pukul 10 malam, acara selesai. Sudah sepi, hanya ada beberapa siswa-siswi yang sedang mengabadikan foto kenganan bersama-sama. Cakka dan Shilla pun berjalan keluar dari Aula.
“Lo nyerahin Shilla, atau nyawa lo yang melayang!” Seseorang menarik Cakka dengan sebuah pisau kecil namun cukup tajam diperlihatkan tepat di depan hadapan Cakka.
“Debo! Lo jangan macem-macem.” Shilla merasa panik, melihat Cakka yang sudah di tahan Debo. Namun Shilla pun ditahan seseorang dari belakang. Oik!
“Lo berdua, mau apa?”
“Gue mau lo berdua misah. Dan lo harus nyerahin Shilla ke gue.” detik berikutnya Cakka sudah menghindari Debo dan menarik tangan Shilla menjauh dari Oik.
“Lo berdua gak akan selamat, kalau kabur!” namun Cakka tak perduli, ia menarik tangan Shilla berlari jauh. Oik dan Debo mengejar Cakka dan Shilla.
Hingga di dekat perempatan jalan, sebuah truk melaju kencang, karena sudah sepi, truk itu memang sangat laju. Shilla yang berada di tengah jalan langsung histeris.
“AAAAAA!!!!”
“BRAKK!!”
Debo dan Oik kaget, mereka berhenti mengejar Cakka dan Shilla. Cakka ditabrak truk itu sangat kencang, hingga tubuhnya terpental jauh. Truk itu sendiri setelah menabrak Cakka langsung menabrak pohon yang ada di pinggir jalan.
Shilla langsung berlari mendekati Cakka. Debo dan Oik sendiri, bingung. Namun detik berikutnya Debo langsung berlari.
“Shil, bawa Cakka ke RS, sekarang!” Oik mendekati Shilla, saat mobil Debo berhenti. Buru-buru Debo memasukkan Cakka ke dalam mobil. Ntah mengapa saking paniknya Debo dan Oik berubah baik, ya karena mereka masih berperikemanusiaan. Padahal mereka sangat membenci Cakka maupun Shilla.
Beberapa teman Cakka, keluarganya sudah menunggu di depan ruang UGD. Menunggu hasil keterangan dari dokter di dalam. Shilla masih menangis, panik. Alvin memeluknya, menenangkannya. Alvin memang mencintai Shilla, namun ia merelakan Cakka untuk menjaga Shilla. Alvin adalah teman SMP Shilla. Dan akhir-akhir ini mereka cukup dekat. Tapi, Alvin tidak ada maksud apa-apa, selain menenangkan Shilla.
“Lo jangan nangis lagi, gue yakin Cakka kuat.”
“Hiksss...”
“Udah, Shilla. Gue gak mau liat lo nangis, lo lebih baik berdoa buat yang terbaik untuk Cakka.”
Tak lama dokter keluar dengan wajah yang tak bisa di tebak. Kedua orangtua Cakka langsung menghampiri dokter itu. Dokternya adalah Ayah Shilla.
“Bagaimana keadaan anak kami?”
“Sepertinya Bapak dan Ibu harus liat sendiri.” Kedua orangtua Cakka masuk didampingi seorang suster.
Shilla menghampiri Ayahnya yang terlihat sudah pasrah setelah berusaha selama 3 jam di dalam. Ayah Shilla memeluk anaknya.
“Pa, keadaan Cakka gimana?”
“Shilla, kamu harus kuat, jangan nangis.”
“Cakka gapapa, kan? Dia baik-baik aja, kan? Bilang iya, Pa.” Namun Ayah Shilla hanya terdiam tak menjawab.
Shilla masuk ke dalam ruang UGD setelah orangtua Cakka keluar. Shilla diminta untuk masuk. Jarum tajam seperti menusuk ke jantung Shilla saat melihat keadaan Cakka tak berdaya.
“Shi...lla.” Cakka memandang Shilla yang sudah berdiri disamping tempat tidur.
“Iya, Kka. Aku ada disini.” Shilla tak tega melihat Cakka yang sudah berlumuran darah. Cakka meraih tangan Shilla dan mengenggamnya
“Janji sama aku, kamu gak boleh sedih, kalau aku pergi. Asal kamu tau, aku selalu cinta sama kamu. walau aku udah pergi.”
“Kamu gak boleh ngomong gitu, Kka!” Shilla menangis
“Maaf, Shil. Aku gak tahan lagi, aku udah cukup bertahan selama ini. Aku tau penyakit kanker otak aku, gak bisa disembuhin lagi. Aku gak mau kamu terpuruk. Diluar sana ada yang mencintai kamu.”
“Kkaa...”
“Selamat tinggal, I love you forever Shilla....” tak disangka teman-teman Cakka diluar menangis juga saat mendengar alat pendeteksi jantung berbunyi bertanda Cakka sudah tidak ada. Ayah Shilla mencoba berbagai cara untuk menyelamatkan Cakka. namun, Cakka memang tidak bisa lagi diselamatkan.
#TAMAT#
Oke ini, cerpen gak bermutu banget. Haha. Abstrak banget ya? gaktau deh. Like dan coment ya, aku mau tau gimana tanggapan kalian, walau ini udah cerpen kesekian kalinya aku buat. Thanks for read.. ilysm ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar